Mountaineering

Senin, September 04, 2017 by

Mountaineering adalah aktivitas mendaki gunung. Dulu aktivitas mendaki gunung hanya dilakukan orang-orang tertentu seperti pencinta alam, penjelajah dan peneliti, namun sekarang aktivitas ini juga dilakukan dari kalangan umum.
Dalam mendaki gunung seseorang harus memiliki pengetahuan dan kemampuan di alam bebas yang didukung dengan fisik dan mental, untuk itulah oraganisasi pencinta alam ada sebagai wadahnya.

Persiapan seorang pendaki gunung:
  • Mental kuat: tabah, tidak mudah putus asa, berani, cepat dan bijaksana. 
  • Memiliki pengetahuan dan keterampilan di alam bebas hingga pada kondisi darurat (survival).
  • Fisik memadai selama perjalanan dengan selalu dilatih.
  • Etika: mentaati hukum, kaidah, norma, budaya dan tidak mementingkan kepentingan diri sendiri. 

Sistem pendakian:
  1. Himalayan style
    Alat yang dibutuhkan akan lebih banyak dan waktu pendakian lebih lama, waktu istirahat lama, serta pendakian dikatakan berhasil jika salah satu anggota tim berhasil mencapai puncak.
  2. Alphine style
    Alat yang digunakan lebih sedikit dan waktu pendakian lebih singkat, waktu istirahat singkat, serta pendakian dikatakan berhasil jika seluruh tim berhasil mencapai puncak.
Jenis kegiatan mountaineering:
  • Hill walking atau hiking
    Merupakan kegiatan mendaki bukit/gunung dengan medan kemiringan rata-rata dibawah 45° Dalam aktivitasnya juga ada trekking.
  • Scrambling
    Masih sama dengan hill walking atau hiking, namun scrambling merupakan aktivitas pendakian yang dibantu dengan tangan untuk menjaga keseimbangan pada medan 45° - 70°. Selain itu juga diperlukan alat bantu seperti tali untuk membantu pergerakan naik dan menjaga keamanan.
  • Climbing
    Merupakan kegiatan pendakian yang menggunakan teknik pemanjatan dan penguasaan pemakaian peralatan. Medan climbing memiliki kemiringan lebih dari 70°. Berdasarkan medannya climbing terbagi menjadi tiga: rock climbing dan ice climbing.
Teknik rock climbing berdasarkan penggunaan alat:
  • Free climbing
    Yaitu pemanjatan yang menggunakan alat hanya untuk pengaman saja. tidak bisa untuk membantu atau menambah ketinggian dan alat tidak mempengaruhi gerak pemanjat. 
  • Arificial climbing
    Yaitu pemanjatan yang menggunakan segala peralatan panjat tebing dan sangat tergantung pada alat. Dalam pemanjatan ini selain digunakan sebagai pengaman, alat juga digunakan untuk menambah ketiggian. 
Sistem belay dalam rock climbing:
Dalam rock climbing, belay artinya menghentikan, belayer adalah orang yang bertugas menghentikan pemanjat. 
  • Gym climbing
    Belayer ada di bawah (ground) dengan tali dibelokkan pada sistem anchor di atas climber 
  • Top roping
    Belayer ada di atas dengan sistem pengaman membantu pada saat climber memanjat dari bawah menuju ke atas.
  • Lead climbing
    Belayer ada dibawah sistem pengamanan dipasang sendiri oleh climber pada runner yang telah tersedia. Jarak antar setiap runner sekiter 2-3 meter. Sistem ini biasanya digunakan pada sport climbing dan tradisional/trad/adventure climbing.
Peralatan panjat tebing:
  • Kernmantle rope / tali kernmantel.
    Tali ini memiiki pelindung atau mantel yang melindungi dari gesekan. Jenisnya statis dan dinamis.
    Hasil gambar untuk kernmantelHasil gambar untuk kernmantelHasil gambar untuk kernmantel
  • Carabiner atau cincin kait : screw dan non screw
    Hasil gambar untuk jenis carabinerHasil gambar untuk jenis carabiner
  • Sling
    Hasil gambar untuk sling climbing Hasil gambar untuk sling sport climbing
  • Ascender, contohnya jumar
    Hasil gambar untuk ascender
  • Descender, contohnya figure of eight
    Hasil gambar untuk descender 
  • Harnes: seat harnes dan full body harnes
    Hasil gambar untuk harnesHasil gambar untuk full body harness
  • Helmet.
    Tidak memiliki lubang udara pada bagiann atas karena bisa membuat batu kerikil yang jatuh mengenai kepala.
    Hasil gambar untuk helmet climbing
  • Sepatu panjat
    Hasil gambar untuk sepatu panjat
  • Hammer
    Hasil gambar untuk hammer climbing
  • Handrill, Ramset & Hanger
    Hasil gambar untuk hand drill climbing
  • Anchor
    Terbagi menjadi natural anchor (pohon, lubang batu, batu tembus, dll dari alam yang bisa berfungsi menjadi penambat), dan artificial anchor (phiton atau paku tebing, chock: stopper, hexentrik, friend atau pengaman pegas).
    Hasil gambar untuk piton climbing Hasil gambar untuk stopper climbing Hasil gambar untuk friend climbing Hasil gambar untuk hexentrik 
  • Runner
    Hasil gambar untuk runner climbing
  • Cowstail
    Hasil gambar untuk cowstail
  • Choker
    Hasil gambar untuk choker climbing
  • Sky hook
    Hasil gambar untuk sky hook climbing
  • Etrier / stir up
    Hasil gambar untuk etrier climbing
  • Pulley (single dan tandem)
    Hasil gambar untuk pulley single climbingHasil gambar untuk pulley tandem climbing
  • Chack bag
    Hasil gambar untuk chalk bag climbing


Informasi materi: 
Jenis : Materi Pokok
Jenjang : Sispala
Durasi : 90 menit
Metode : Ceramah, Tanya jawab dan praktek


Referensi: 
PAPAS (Pencinta Alam Pasundan)


0 komentar:

Posting Komentar